Tubuh saling bersandar
Ke arah mata angin berbeda
Pernah terbesit dalam benakku
Salah satu dari kita akan pergi
Tapi kuyakinkan itu bukan aku
Dan bukan kami
Sudah coba berbagai cara
Agar kita tetap bersama
Yang tersisa dari kisah ini
Hanya kau takut kuhilang
Tapi itu dulu..
Kini, kau tak lagi takut kehilanganku
Perdebatan apapun menuju kata pisah
Kini takkan lagi kupaksakan genggamanku
Berulangkali kau hempaskan tanganku
Dulu kita seperti sepasang sepatu
Yg meski tak bisa bersatu
Tapi selalu berjalan bersama
Kemanapun langkah kita
Tapi kini kau memilih jalanmu
Mencari kebahagiaan mu sendiri
Yang itu bukanlah aku
Ataupun kami
Jumat, 24 Juni 2016
Rabu, 27 Januari 2016
Tragedi itu terjadi lagi
Sebenernya terlalu ekstrem kalau disebut tragedi. Tapi, bagi yg mengalami.. Memang itu sebuah tragedi. Bagaimana tidak sesuatu yg kita harapkan dengan sangat, dan kita pikir kita mendapatkan sesuatu itu, ternyata kita tdk jadi mendapatkannya. Alias PHP.
Jadi begini,
Dulu, saat saya menempuh program master di kampus tercinta saia UGM, saat akhir program saia harus menyusun thesis. Dalam menyusun thesis itu, kalau boleh dibilang ya sangat berdarah2. Karna saat menempuh program master tsb saya sudah bekerja penuh dr hari senin sampai jumat. Tdk hanya itu saja, saia juga sering keluar kota bahkan keluar pulau utk mengurus project2 disana sini.
Nah, setelah thesis selesai disusun sampai bab 5, saya harus melakukan ritual yg namanya "sidang pra" sdang pra itu adalah sidang yg mempresentasikan thesis saya sampai tahap hasil.
Pada saat sidang pra tsb, dosen penguji meminta saya utk merubah sebagian isi thesis. Pada waktu itu saya membuat materplan IT utk sebuah perguruan tinggi beserta aplikasi utk mengukur tingkat keberhasilan inplementasi IT d perguuan tinggi tsb.
Nah pada ending sidang tsb, para dosen penguji meminta saya utk memfokuskN thesis saya pada aplikasi utk menguji tingkat keberhasilannya saja. It's mean, saya harus menghapus semua rancangan masterplan IT nya. Tapi ok lah, toh aplikasinya juga uda jadi dan uda jalan.
Nah , setelah revisi ini itu, saya mengajukan utk sidang thesis. Seelah menunggu sekian waktu, tibalah jadwal saya utk ujian thesis. Waktu itu saya sudah sangat senang bukan kepalang. Karna akhirnya saya akan lulus program master yg benar2 melelahkan.
Sidangpun digelar. Setelah saya mempresentasikan thesis dan didebat sana sini, akhirnya tibalah saat pemutusan hasil dr sidang tsb. Saat itu saya sudah tdk memikirkan nilai. Yg penting LULUS. Kemudian pimpinan dosen penguji mengumumkan hasil dr sidang saya. Dan dosen penguji tb menyatakan bahwa sidang yg saya jalani tsb adalah "sidang pra". Dan saya harus segera menyiapkan sidang thesis selanjutnya. Seketika itu saya langsung lemas. Bagaimana tidak. Sidang yg saya pikir endig dr program master saya, ternyaa dianggap sebagai sidang pra. Dengan alasan karna materi thesis yy saya bawakan ini berubah tema dr yg sebelumnya.....
Ngaimanapun, saya harus menerima keputusan itu. Dan yg terlebih pentig adalah, saya harus segera mrevisi thesis sesuai instruksi pada dosen penguji.
Seharian saya hanya terdiam dan merenung. Sampai mas andis (kakakku), seringkali bertanya " dek, kamu gak papa"... Dan tanpa ekspresi berkali2 aku menjawab " gak papa mas".
Rasanya... Apa yah. Seperti berlari sangt jauh, dan kita sudha benar2 kelelahan, tiba2 kita melihat garis finish, dan kta sudah sangat bahagia karna akhirnya penantian itu datang juga. Tapi setelah kita dekati, ternyta itu bujan garis finish, dan kita masih harus berlari lagi entah utk jarak berapa jauh dan berapa lama. Sedang energi kita sudah benar2 habis.
Dan...hal itu kemarin terjadi lagi.
Hanya saja berbeda kasus. Tapi rasanya sama. Antara sedih yg amat sangat, kecewa, lelah, marah.... Tercampur jadi satu.
Kamis, 29 Oktober 2015
Yang terbuang
" seburuk itukah aku, hingga ada orang yg malu berjalan denganku"
Pernah berfikir seperti itu?
Tidak semua orang terlahir sempurna, seperti yg diinginkan orang lain. Tdk semua orang berada dalam kondisi sempurna, seperti yg diininkan orang lain. Ketika kita terlahir cacat, atau berada dlm kondisi yg tdk diinginkan, rasanya memang tdk hanya sekedar sedih. Bukan hanya sekedar hancur. Lebih dari itu semua.
Tapi, apakah kita lantas akan memaksakan diri utk diterima ornag lain? Sedangkan ada hal2 yg memang tdk bisa kita rubah. Ada hal2 yg memang sudah digariskan olehNya.
Belajarlah utk menerima dirimu sendiri. Karna hanya dirimulah yg bisa menerima akan segala kelebihan dan kekurangan yg telah diberikan oleh Tuhan. Seberapapun kau berusaha utk membuat dirimu sempurna di mata orang lain, itu sama sekali tdk menjamin kau akan diterima. Tdk akan menjamin orang lain akan mau berjalan denganmu.
Belajarlah menerima apa yg telah Tuhan berikan, ntah itu kekurangan, kelebihan, atau apapun itu.
Langganan:
Postingan (Atom)