Jumat, 13 Juni 2014

Riuh renyahnya bursa capres

Bursa capres benar2 membuat dunia maya, dunia media menadi riuh renyah. Ada yg saling berkomentar dengan ardu argumen secara cerdas. Ada yg adu mulut dengan melontarkan kaa2 yg tidak sopan. Ya, begititulah wajah bangsa kita. Bersyukurlah bagi kita yg diberi kecerdasan utk melihat dan menganalisa dengan cerdas. 
Dulu, awalnya saya apatis dengan kedua pemimpin ini. Bagaimana tidak, capres pertama dari kalangan militer, yg di didik oleh penguasa orba, sedikit banyak dia mewarisi hasil didikan dr sang penguasa tsb. Sedang capres satunya baru mimpin 2 tahun sudah mau nyapres. Memang itu bukan kehendak dia, rakyatlah yg menghendaki demikian, tapi bagaimanapun saya tidak suka dengan orang yg ingkar janji. Karna saya benar2 memegang teguh prinsip2 tsb. Saya tau Jokowi orang yg baik, dan banyak persamaan prinsip2 yg saya pegang dengan beliau.
Tapi, dalam hati kecil saya tetap saja tdk mau menerima dengan keadaan itu. Segenap tenaga saya berusaha utk mencari kebaikan dr kedua belah pihak. Bangsa ini tidak akan berubah kalau kita sendiri tdk mau mengusahakan perubahan Bung!! Sadarlah akan hal itu. Itu kata hati kecil saya setiap saat. Akhirnya saya rajin mencari berbagai macam sumber dan mengikuti berita2 live dr kedua calon. Untungnya kedua calon sama2 sering nongol di tipi. Calon yg satu iklannya sudah lama ada di berbagai tipi nasional. Sedang satunya sering muncul di tipi dengan berbagai macam hal2 dia lakukan sebagai gubernur.
Dalam hati saya berdoa,”Tuhan, tunjukkanlah keajaibanmu”. Dan akhirnya, suatu malam, saya lupa dalam acara salah satu calon nongol di tivi. Beliau menjelaskan, kenapa dia menyanggupi untuk diajukan sebagai capres. Selama 2 tahun ini beliau sangat mengusahakan utk menepati janjinya mengatasi banjir, kemacetan dan banyak masalah lainnya di jakarta. Ada beberapa hal yg sudah terwujud, tapi ada beberapa hal yg hampir tidak ada progresnya. Di awal karirnya menjadi gubernur, saya memang mengikuti perkembangan bagaimana dia rajin melobi pimpinan daerah sebelah untuk menyelesaikan masalah banjir dan macet di jakarta. Sebenarnya mengenai banjir, sudah sedikit berkurang dengan program2 yg sudah dikerjakan. Tapi di beberapa tempat hampir sama sekali tdk berubah. Dan itu memang butuh kerjasama dengan daerah2 sebelah utk menyelesaikannya. Tpai tentunya kita tidak menutup mata, bahwa tdk semua pimpinan dari daerah sebelah mau bekerja sama. Itu memang hak prerogatif mereka utk mau bekerjasama atau tidak. Tapi seharusnya, mereka mau utk membantu. Ya, memang begitulah wajah bangsa kita. Tanpa sadar kita terkadang terlalu memikirkan untung rugi dalam melakukan kebaikan. Kalau tdk menguntungkan diri sendiri atau daerahnya, untuk apa repot2, apalagi kalaus ampai menyedot anggaran daerah.
Dan sikap dari presiden ktia pun tidak mau menengahi masalah ini. Beliau kalau ditanya masalah banjir dan macet hanay komentar “ ya tanyakan saja pada gubernurnya “. Dalam hati kecil saya, pemimpin bisa ya berkata demikian!!.
Seiringan dengan hal itu banyak sekali isu miring yg beredar, mualai dari berita cares boneka, beliau beragama kristen, yg bapaknay orang cina, dsb. Saya sebenarnya tertawa dalam hati, ini siapa sih yg bikin fitnah seperti ini. Karna beliau ini adalah kakak tingkat suami, dan dulu suami pernah bercerita mengenai beliau. Jadi ya,...
Dulu saya memang tdk mengenal siapa jokowi ini. Memang saya pernah tinggal di solo tahun 2000 – 2003. Kala itu solo belum dipimpin oelh jokowi. Dan memang di solo banyak sekali kawasan2 kumuh, seperti di bantaran bengawan solo, di pasar2, banyak PKL yg menjamur di area slamet riyadi, area gladak dan masih banyak lagi. Tapi setelah solo dipimpin jokowi, saya melihat banyaks ekali perubahan. Mulai dr revitalisasi pasar2 tradisonal, dan saya baru tahu kalau kios2 itu banyak yg diberikan gratis utk pedagang. Kemudian relokasi PKL, penertiban PKL, relokasi warga bantaran sungai dsb. Nah mengenai relokasi bantaran sungai ini, tetangga saya di kampung saya sana, ternyata ada yg menjadi salah satu pesertanya. Jadi dia memang menjadi salah satu penhuni bantaran bengawan solo ini karna keterbatasan ekonomi. Dan pada saat kepemimpinan jokowi ini, mereka direlokasi ke daerah mojosongo, gratis, dan diberi sertifikat tanah. Dia juga bercerita bahwpak jokowi ini sering memberikan sembako utk warga yg membutuhkan secara bergilir. Dan ternayta, selama menjadi walikkota solo, beliau tdk mengambil gajinya sebagai walikota. Dalam hati saya waktu itu.. wow.. ada ya pemiimpin di bangsa ini yg seperti itu. Saya pikir itu adanay cuma di tipi2, atau di film2.
Akhirnya saya memutuskan utk mengakhiri apatis saya, dan mendukung jokowi. Banyak orang bilang dia “pencitraan” kalau media meliput kegiatan2 nya. Saya Cuma ngelus dada, wong dia seperti itu tu uda dari jaman di solo, g Cuma di jakarta aja. Ada2 saja  orang menyebarkan fitnah. Dan saya melihat sendiri selama dia memimpin jakarta, beliau sangat mengusahakan kesejahteraan untuk rakyat. Orang yg menyertaikan dalam kegiatan sehari2 sering bercerita bagaimana beliau sering lupa makan kalau sudah turun mengecek ini itu. Reformasi birokrasi yg dilakukan, kemudian sidak2 yg dilakukan di kantor2 pemerintahan. Saya kepikiran, kalau kebanyakan pejabat mau berkunjung dia woro2 dulu, lalu yg mau dikunjungi pasti sibuk berbenah, mulai yg diadakan kerja bakti, pengecatan kantor, pegawainya juga diinstruksikan supaya tertip datang lebih awal dr biasanya. Tapi kalau dia berbeda. Datang ya datang begitu aja, dengan begitu dia bisa mengetahui bagaimana keseharian dr orang2 yg dibawahnya. Dan tak jarang beliau pasti marah2 karna ketidak tertiban dr pegawai2 tersebut, pelayanan yg amburadul dsb. Dan kita bisa melhat sendiri, bagaimana pegawai2 di jakarta akhirnay banyak yg menjadi tertib karna hal ini.
Oiya, ayah teman saya di solo juga ada yg bekerja di pemkot. Beliau pernah bercerita bagaimana kerasnya sikap jokowi ini terhadap bawahan. Beliau menjelaskan, selama kepemimpinan jokowi ini, pegawai2 disana banayk sekali yg ngeluh karna ketegasan dan kerasnya beliau utk bekerja keras utk rakyat. Banayk pegawai yg keteteran mengikuti pola kerja beliau. Tapi ya mau g mau, wong ,pimpinannya seperti itu, ya bawahannya harus ngikutin. Dalam hati saya, ya pemimpin itu seharusnya begtu. Kalau memang mau mengabdi pada negara ya harus seperti itu. Benar2 mengusahakan kesejahteraan rakyat.
Sampai di titik ini, saya yakinutk mendukung beliau akrna melihat sendri bagaimana hasil kinerjanya, dan juga dari cerita langsung orang2 yg pernah dipipin oleh beliau. Selain itu juga banyaks ekali persamaan prinsip2 yg saya pegang. Mungkin jokowi ini bukan pemimpin yg pandai beretorika dalam pidato, atau bukan pemimpin yg berapi2 saat pidato. Dia  ceplas ceplos apa adanya. Cenderung kaku malah. Dan saya melihat, dia setipe dengan saya, kaku dan keras dalam memegang prinsip2 yg baik. Kalau tdk begitu, dulu saya tdk akan ditendang atasan saya kesana kemari gegara tdk mau mengikuti aturan2 feodal yg merugikan banyan orang. Ayah saya sering menasehati saya utk jangan terlalu kaku dalam bersikap. Dalam hati saya selalu berkata, saya bukan orang yg gila jabatan, g gila uang juga, jadi buat apa saya menggadaikan kejujuran, keadilan, kebenaran utk hal2 itu. Bagi saya, menjadi orang aneh, menjadi orang yg terseingkirkan itu tdk masalah, selama kita yakin itu benar, tdk melanggar prinsip2 kejujuran, keadilan. Dan jokowi itu juga termasuk orang aneh. Orang aneh yg terjebak dalam kondisi bangsa yg sudah memprihatinkan. Sama anehnya dengan saya.
 
Copyright © just wanna be my self. All rights reserved.
Blogger template created by Templates Block | Start My Salary
Designed by Santhosh